Sabtu, 30 Maret 2013

PERANAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA DIMASA SEKARANG

PERANAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA DIMASA SEKARANG
           
Masa depan Bangsa Indonesia sangatlah ditentukan oleh para generasi muda Bangsa ini. Kaum Muda Indonesia adalah masa depan Bangsa ini. Karena itu, kita sebagai mahasiswa harus mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa ini.
        
      Peranan para mahasiswa ini tidak semua membawa efek positif terhadap pandangan bangsa kedepannya, tapi ada juga beberapa kelompok pemuda yang membawa pandangan negatif. Tidak hanya kondisi para pemuda yang mendukung negara sendiri yang nampak, tapi juga terdapat beberapa kondisi dimana bangsa sendiri malah menjadi penyebab kerusuhan yang terjadi di negara ini. Oleh karena itu, sebagai salah satu kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa berperan sebagai kontrol sosial dan menjadi golongan masyarakat yang memberikan perubahan. Mahasiswa harus memberikan peranan yang adil, beretika, aspiratif, partisipatif, memiliki ide yang membangun, pemikiran ke depan dan gagasan untuk membangun pribadi yang madani didalam masyarakat.

MENJADI SARJANA YANG MEMBUMI



MENJADI SARJANA YANG MEMBUMI
Belajar di sebuah Perguruan Tinggi telah menjadi harapan bagi semua pelajar yang telah menyelesaikan studinya disekolah. Apalagi bisa sampai masuk ke Perguruan Tinggi Negeri itu pasti sudah jadi keinginan yang teramat sangat bagi setiap pelajar. Namun ternyata tidak mudah bagi seorang pelajar atau calon mahasiswa yang ingin mewujudkan itu semua, dikarenakan banyak faktor yang menghambat mereka semua untuk mendapatkan cita-cita mereka.
           
Banyak yang bisa melanjutkan ke jenjang tersebut namun ternyata kebanyakan mereka semua hanya bermain-main, tidak serius, mencari kepuasan dan masih banyak lagi yang tidak seharusnya mereka lakukan. Padahal kalau mereka yang berprilaku seperti itu mereka berpikir, bagaimana sulitnya orang tuanya mencari nafkah bagi mereka. Tetapi mereka hanya mengikuti keinginan hawa nafsunya, maka tidaklah heran kalau banyak dari mereka yang belum bisa lulus-lulus dari jenjang tersebut atau yang bisa kita sebut sebagai “Mahasiswa Abadi”.
Jika kita melihat lebih jauh lagi, banyak sekali saudara-saudara kita yang ingin sekali melanjutkan sekolahnya sampai mendapat gelar Sarjana harus menutupi keinginannya dan cita-citanya karena tidak mampu dari segi banyak hal.

Kiat-kiat Belajar di perguruan Tinggi



Kiat-kiat Belajar di perguruan Tinggi
1.     Janganlah datang terlambat.
        Bila kita datang terlambat, maka kita akan kehilangan atau tertinggal materi apa yang sedang dipelajari. Dengan kertertingglan materi ini, maka kita akan sulit untuk menyesuaikan diri pada laju perkuliahan dan laju penyampaian materi yang telah dibahas pada materi kuliah tersebut. Kerugian terbesar ketika kita terlambat adalah dosen tidak mentolerir keterlambatan kita, bisa saja kita tidak diperbolehkan mengikuti mata kuliahnya pada saat itu. Periksa dan persiapkan juga materi perkuliahan apa yang akan kita pelajari nantinya dengan baik.

2.     Pelajari dahulu mteri sebelum memulai perkuliahan .
        Sebaiknya kita membaca dahulu materi sebelumnya yang telah diajarkan dan mempelajari  materi apa yang akan disampaikan oleh dosen. Kita dapat melihat silabus materinya melalui web SAP. Jika ada yang tidak dimengerti, maka diskusikanlah dengan teman sekelompok atau dengan dosen sebelum perkuliahan dimulai dan jangan pernah sampai meninggalkan jam kuliah.

3.     Cara Berpakaian
        Cara berpakaian seseorang akan mencerminkan kepribadian orang itu pula. Berpakaian denga rapi yermasuk dalam mentaati norma dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat disertai dengan  menutupi seluruh aurat dengan baik. Diwajibkan bagi para mahasiswa memakai sepatu saat menghadap dosen dan saat menghadiri perkuliahan.

4.     Belajar Di Rumah
        Agar seluruh materi perkuliahan dapat dimengerti secara tuntas, maka kita harus menyediakan aktu luang di rumah untuk mempelajari kembali seluruh materi yang telah diberikan di kampus, karena sulit bagi kita untuk mengerti secara langsug materi perkuliahan jika hanya belajar di kelas saja yang waktunyanya relative singkat.

5.     Jadwalkan Kegiatan Secara Cermat
        Dengan membuat jadwal kegiatan ini, kita dapat lebih memfokuskan waktu, pikiran dan energy untuk melakukan proses pembelajaran di kampus. Dengan jadwal ini, kita tidak akan terlalu lelah jika harus kuliah setiap harinya.

6.     Pahami Para Dosen
        Menjalin komunikasi yang lancer dengan para dosen merupakan salah satu kiat kita untuk sukses di Perguruan Tinggi. Dengan komunikasi yang baik ini, kita dapat sering mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi kuliah apa yang dosen tersebut berikan.

Sumber  : http://amelhusna.wordpress.com/2012/03/17/kiat-sukses-dalam-belajar-di-perguruan-tinggi/


Ilmu Budaya Dasar


Pengertian IBD 
            IBD atau Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
 
Latar belakang IBD 

        Ilmu Budaya Dasar (IBD) sebagai mata kuliah dasar umum (MKDU) diberikan kepada mahasiswa 
mahasiswa di seluruh perguruan tinggi negeri atau swasta, bertujuan untuk mengembangkan daya tangkap, persepsi, penalaran, dan apresiasi terhadap lingkungan budaya. Hal ini penting disebabkan oleh dua hal:
1.                  Tema-tema ilmu budaya dasar merupakan tema-tema inti permasalahan dasar manusia yang dialami dan dihadapi seperti tema-tema yang telah disusun oleh Konsorium Antar-Bidang Depdikbud yang meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab dan keadilan, kegelisahan, dan harapan.
2.      Pada zaman sekarang terdapat kecenderungan bahwa ilmu atau ilmuan sering mengabaikan masalah sikap dan perilaku moralnya sendiri terhadap sesama manusia. Yang ada dalam pikiran ilmuan adalah menguak tabir aspek ontologis dan epistemologis demi mencapai kelezatan hidup materialnya saja. Ilmuwan dalam menerapkan ilmunya (segi aksiologisnya) sering mengabaikan unsur manusiawinya, kurang berbudaya, dan tidak “halus”. Padahal, pembangunan nasional itu pada hakikatnya adalah pembangunan manusia.